Saturday, February 2, 2013

Resensi Buku The Ghuroba



Uji Resensi Kutlah Media

RESENSI BUKU IDEOLOGIS, THE GHUROBA
The Ghuroba, Spirit Cinta Di Akhir Zaman, sebuah judul buku karya Rizqi Awal Palembani. Buku ini memiliki ketebalan 12 x 17,5 cm dengan jumlah halaman xii+184 halaman. Buku ini terbit pertama kali pada bulan Agustus 2012, yang diterbitkan oleh Kutlah Media yang terletak di Yogyakarta. Sebuah buku motivasi yang ditulis untuk memotivasi para pengemban dakwah untuk senantiasa istiqomah dalam perjuangan dakwah ini hingga ajal menjemput. Buku ini dibagi ke dalam 12 sub-bab yang memiliki alur tersendiri. 

Penulis mengawali dengan pengenalan sang ghuroba, bagaimana sang ghuroba bertahan di tengah kondisi yang membuatnya terasing.
Gaya bahasa pada sub-bab pertama, Semua Karena Ingin Nge-TOP sangat ringan, populer, mudah dicerna dan cocok untuk segmentasi remaja. Bahasa yang meremaja –katakanlah demikian- bisa kita temukan pada pemaparan setelah penulis menyajikan sebuah artikel yang mengupas tentang tiket yang habis terjual hanya untuk menonton konser Justin Bieber. Buku ini merepresentasikan kisah yang alamiah yang sering dialami oleh para pengemban dakwah di tengah kondisi Islam tidak diterapkan seperti saat ini. Buku ini juga semacam panduan bagi orang-orang yang tengah mencari makna hakiki dari sebuah kehidupan. Penulis menuntun pembaca untuk menemukan hakikat sebuah kehidupan dengan analogi-analogi yang mudah dipahami.
Banyak pembelajaran yang dapat dipetik dari buku ini, salah satunya dari sekian banyak pembelajaran yakni mengenai gambaran masa depan kita. “Apapun yang terjadi hari ini merupakan  hasil dari tindakan dan perilaku kita di masa lalu”. Kalimat tersebut dikutip dari buku The Ghuroba halaman 28. Pembelajaran yang dapat diambil dari kalimat tersebut yakni jika kita tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan, maka jangan salahkan nasib yang tidak berpihak kepada kita suatu saat nanti.
 Cerita yang diangkat dalam buku ini menggambarkan kondisi yang memang menggambarkan realitas masyarakat saat ini, juga merupakan pengalaman pribadi sang penulis yang tampak pada pengembaraan sang penulis ketika menginjak bangku kuliah. Merujuk pada judul yang digunakan penulis, The Ghuroba,buku ini sarat dengan nilai edukasi dan penuh motivasi agar para pembaca tetap istiqomah, bertahan menjadi seorang yang terasing, yakni orang-orang yang senantiasa melakukan perbaikan ketika orang lain tengah berbuat kerusakan. Orang yang terasing inilah yang nantinya menjadi orang-orang yang dirindukan surga. Membaca buku ini memberikan motivasi tersendiri, karena penulis senantiasa menyuguhkan dalil-dalil dan syair-syair yang sedikit banyak bisa memengaruhi kondisi si pembaca. Cover depan cukup menarik, seseorang yang tengah berdiri, menanti fajar kemenangan itu tiba.
Sebuah karya tidak seutuhnya sempurna, di balik kelebihan akan senantiasa terdapat kekurangan, karena karya merupakan ciptaan manusia. Manusia yang tidak pernah lepas dari sebuah kesalahan. Gaya bahasa yang dibawakan penulis pada sub-bab awal buku ini tidak ditemukan pada sub-bab selanjutnya, seperti mengalami peloncatan yang cukup signifikan dari segi gaya bahasanya. Pada beberapa sub-bab selanjutnya, gaya bahasa yang dibawakan penulis tidak lagi meremaja, mungkin terkesan lebih mirip seperti gaya bahasa artikel populer. Tidak dapat dipungkiri juga, ada beberapa hal yang cukup mengganggu pembaca yang memahami penulisan yang sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), seperti kata asing yang tidak selalu dicetak miring, kemudian terkait penempatan sebuah kata yang tidak boleh ditempatkan di awal kalimat.
Ketidakkonsistenan penulis terkait penggunaan EYD mungkin bisa jadi mengganggu konsentrasi pembaca yang merasa ‘gatal’ ingin membenahi penulisan kata tersebut. Dari segi konten, ada contoh yang dirasa kurang pas dengan judul yang dibawakan. Seperti pada halaman 46 poin 5, sub-judul dengan contoh dirasa kurang relevan, meskipun penulis sudah menjelaskan pada bagian akhirnya dengan kalimat berikut “Nah inilah makna penting dari poin ini”. Mungkin akan lebih pas, seandainya penulis mengambil contoh mengenai seorang istri yang ayahnya meninggal dunia dan  ia tidak melayat ayahnya karena suaminya berpesan supaya tidak meninggalkan rumah sebelum ia pulang. Terlepas dari itu semua, semoga kisah ini mendapatkan posisi di hati para pembaca, karena buku ini akan sangat bermanfaat jika kemudian diaplikasikan, tidak hanya sekedar membaca tanpa ada realisasi.
Wallahu a’lam bi ash-shawab
Judul buku yang diresensi       : The Ghuroba, Spirit Cinta Di Akhir Zama
Identitas peserta:
Nama               : Rismayanti Nurjannah
Email               : rismayantinurjannah@yahoo.co.id
Akun Fb          : Rismayanti Nurjannah

Resensi buku The Ghuroba (Spirit Cinta Diakhir Zaman)

            The Ghuroba adalah buku yang terbitan Kutlah Media dengan penulis  Rizqi Awal Palembani dan editor Adi Wijaya, buku ini mempunyai ukuran 12 x 17,5 cm dan memiliki xii+184 halaman serta cetakan pertama yaitu Agustus 2012. Buku yang merupakan catatan perjalanan dakwah sang  penulis yang ditulis secara faktual serta konseptual dengan gaya pembahasan yang mudah dicerna serta dekat dengan kehidupan sehari – hari menunjukkan asam-garamnya perjalanan dakwah sang penulis itulah pesan yang disampaikan oleh Felix Siauw (Islamic Inspirator), buku yang menawarkan kepada para pembaca yag ingin sukses sejati berpikir dan bertindak out of the box  bukan menjadi orang yang biasa pada umumnya, N. Faqih Syarif H,S.Sos.I,M.Si, Spiritual Motivator; penulis buku Al-quwwah ar-ruhiyah & Menjadi Dai yang dicintai. Pada sampul buku ini menggambarkan seseorang berdiri  dikegelapan seolah-olah menyambut fajar kemenangan, gambar yang sangat sesuai dengan judul buku yang ditulis. Pada halaman v merupakan pendahuluan yang ditulis sebelum penulis  mengajak kita menyelami lebih dalam lagi hasil karyanya, bagian ini menceritakan kisah Super Ghuroba pada 14 abad silam hingga super ghuroba masa sekarang dan diakhir paragraf penulis mengucapkan selamat datang kepada para pembaca yang telah meniatkan diri sebagai the ghuroba pada masa sekarang. Pembuatan buku ini juga tak lepas dari peran serta keluarga, sahabat, baik dari organisasi yang penulis geluti hingga kepada sahabat-sahabat dari Kutlah Media, yang semua itu tertuang dalam ucapan terimakasih yang dicantum oleh penulis pada buku ini.
            Pada halaman xi adalah daftar isi dari buku ini yang merupakan kerangka isi buku “the ghuroba”, pada halaman v kita akan mendapati kisah para super ghuroba, pada halaman ix merupakan ucapan terimakasih yang disampaikan oleh penulis, halaman xi daftar isi buku, bagian buku ini dibagi menjadi beberapa bab dengan beberapa judul kecil; semua karena nge-top pada halaman 1, halaman 25;dari sekarang kudu berbenah, halaman 35; karena cinta tak sebatas beda jenis, halaman 53; the ghuroba, halaman 71; way to heaven, halaman 95; Rasulullah in my heart, halaman 103; good bye Amerika, halaman 117; pilihanmu, harapanmu, halaman 137; dakwah never die, pada halaman 155; dan mereka adalah orang-orang yang Dirindu surga, halaman 161; core value, halaman 167; muhasabah (cinderamata untuk hati yang tak pernah buta), dan ditutup dengan riwayat sang penulis pada halaman 175. Bagian ini semuanya terhubung satu sama lain melalui kalimat per kalimat, kata per kata dengan gaya bahasa sehari-hari yang tentunya tak asing ditelinga pembaca.  
Pada halaman pertama penulis memberi judul semuanya karena ngetop yang menggambarkan fenomena yang terjadi dikalangan remaja, pemuda-pemudi yang mengidolakan para artis/selebriti, pada bagian ini juga menjelaska mengenai keinginan mereka yang ingin menjadi idola idola dilihat dari motivasi mereka untuk menjadi idola sampai pada tahap bagaimana agar keinginan mereka tercapai, ini semua diungkapkan oleh penulis secara faktual. Tak hanya itu, penulis juga menceritakan mengenai kisah hidup para artis yang jengah dengan dunia keartisannya adalah mantan rocker era 80-an yang sekarang menjadi dai yaitu Hari Mukti. Dibuku ini Hari memaparkan pengalamannya menjadi artis yang ia sesali karena banyaknya kemaksiatan yang terjadi dibandingkan manfaatnya serta diri yang jauh dari Allah, serta kisah hidup dari Sakti Sheila On 7 penulis paparkan didalam bukunya sebagai bahan pertimbangan untuk memotifasi diri menjadi terkenal tidak hanya didunia tetapi diakhirat juga. Semuanya dijelaskan oleh penulis bahkan penulis menjelaskan beberapa tahapan agar menjadikan diri kita terkenal dunia dan akhirat. Pada halaman 25 yaitudari sekarang kudu berbenah paragraf pertama dibuka dengan artikel dari media elektronik mengenai tawuran mahasiswa yang merupakan bagian kecil dari permasalahan sosial yang tengah menggejolak ditengah para pemuda, sebab terjadinya permasalahan sosial tersebut hingga langkah-langkah memposisikan diri agar layak menjadi seseorang yang layak untuk mengetasi permasalahan sosial yang tengah terjadi pada masa sekarang.
Pada bagian ketiga yaitu halaman 35 bab yang membahas mengenai karena cinta tak sebatas beda jenis, menceritakan pengalaman penulis yang menjadi “polisi penjaga moral dan akhlaq” serta menjelaskan mengenai makna cinta hakiki menurut Islam. Penulis juga menjelaskan mengenai aturan Islam dalam mengatur interaksi antara wanita dan pria, serta diakhir paragraf ditutup dengan renungan berbentuk sya’ir yang ditulis oleh penulis. The Ghuroba adalah bagian  keempat dan merupkan judul utama yang dikarang oleh penulis, pada halaman 53 ini penulis menceritakan siapa itu the ghurobah serta kisah hidup dari para pendobrak peradaban baik ia ilmuwan, para tokoh masyarakat hingga tokoh agama. Pada bagian ini penulis mengutip Hadist Rasulullah “Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulanya, maka berbahagaialah orang yang terasing (al-ghurabaa). Ditanyakan kepada Beliau, siapa al-ghurobaa itu? Rasull Saw menjawab mereka adalah orang – orang yang terpisah dari kabilah-kabilah” penulis mengajak para pembaca untuk menjadi the ghurobaa seperti yang telah disampaikan oleh Rasull, penulis juga menjelaskan mengenai tahap menjadi super ghurobaa dan diakhir paragraf penulis mengucapkan “Ahlan Wa Sahlan wahai Al-Ghurobaa akhir zaman”.
            Way to heaven merupakan bagian dari bab kelima dari buku ini terdapat halaman 71, disini penulis menceritakan perjalan spritualnya untuk meraih surga yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. Kemudian penulis juga mengajak para pembaca mundur kemasa lalu pada peristiwa penting didunia, tentunya hal ini berguna untuk menghantarkan para pembaca mengenai arti perjuangan serta pengorbanan para ghurobaa diberbagai belahan dunia untuk meraih surga yang telah dijanjikan oleh-Nya walau harus menggenggam bara api. Rasulullah Muhammad Saw merupkan sosok kebanggaan umat, suri tauladan tiada duanya, serta idola yang sesungguhnya sangat wajar bila Rasull mendapatkan tempat istimewa dihati penulis. Rasulullah in my heart merupakan judul bab keenam dari buku ini yaitu pada halaman 95.
Amerika adalah model negara yang berhasil dimata negara berkembang lainnya, tak sedikit negara yang dengan rela mengadopsi pandungan hidup negara adidaya ini. Mulai dari sistem ekonomi, sistem pergaulan, sistem pemerintahan, dll yang sangat bebas dan akhirnya  diadopsi oleh negara berkembang tanpa ada penyaringan terlebih dahulu. Amerika sebagai lambang kejayaan dan ketangguhan kapitalisme kini tengah kocar-kacir, didera berbagai krisis di negerinya dan harus berjuang sendirian untuk menjaga eksistensi peradaban sampah bernama kapitalisme. Itulah sedikit penjelasan yang terdapat pada bagian ketujuh dengan judul Good bye Amerika pada halaman 103. Atas hal ini menunjukkan kepada kita bahwasanya kita berhasil menjadi “pembebek” dalam kemasiatan, apakah pernah terpikirkan oleh kita semua bahwa suatu saat ketika kita dibangkitkan setelah hari kiamat dan kemudian kita dimintai pertanggung jawaban atas aktivitas yang telah ia jalani atau lakukan di dunia? Itulah yang hendak digambarkan oleh penulis dalam judul Pilihanmu, kehidupanmu yang terdapat pada halaman 118.
Sudah cukup lama umat Islam mengidap penyakit yang begitu berat sehingga dibutuhkan dokter-dokter yang memiliki hati yang ikhlas, sabar untuk membuat umat Islam sembuh dari penyakitnya. Secara fisik mungkin tak ada yang mengira kalau umat Islam tengah sakit berat, racun pemikiran itulah indikasi yang membuat umat Islam sakit. Padahal Allah SWT berfirman “Kalian adalah umat terbaik yang sengaja Allah turunkan di tengah –tengah manusia, kalian menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari perbuatan munkar dan kalian berimab kepada Allah” TQS. Al-Imran; 110. Lalu apa hubungannya dengan penyakit yang tengah diderita umat Islam? jawabnya adalah bahwa kita adalah umat terbaik yang diciptakan oleh Allah kemudian Allah juga menyuruh kita untuk beramar ma’ruf  nahi mungkar satu sama lain dan ini merupakan kewajiban yang harus diemban oleh masing-masing individu umat Islam. Dakwah merupakan bahasa yang biasa digunakan untuk melakukan aktifitas amar ma’ruf nahi mungkar ini, tak jarang ketika individu yang tengah mengamalkan aktifitas dakwah ini menjadi tersasing ditengah umatnya sendiri. Al-Ghurobaa merupakan penaggung jawab misi utama dakwah ini kerana Dakwah Never Die itulah yang menjadi pembahasan kesembilan oleh penulis, ini bisa kita lihat pada halaman 137.
 Dan para Ghurobaa ini adalah orang-orang yang dirindukan oleh surga, mereka adalah orang-orang berada di jalan yang benar yang tidak terjebak kepada dunia walaupun seringkali dunia yang fana ini berusaha merayu dan membujuknya untuk berhenti dalam perjuangan ini. Hal ini terdapat pada judul Dan Mereka Adalah Yang Dirindukan Surga pada halaman 155. Ada banyak cara untuk meningkatkan kualitas keimanan para ghurobaa, ada beberapa langkah yang dimuat oleh penulis didalam buku. Core Values merupakan judul bab ke sebelas ini yang terdapat pada halaman 161. Muhasabah adalah hal yang selalu dilakukan oleh Al-Ghurobaa untuk memperbaiki dirinya agar dirinya tahu bahwa apakah ia menjalani hari ini dengan kemaksiatan atau penuh keberkahana, ini dijelaskan oleh penulis pada bab terakhir yang ditulis oleh penulis dengan judul Muhasabah (Cinderamata Untuk Hati Yang Tak Pernah Buta) yaitu halaman 167. Dan halaman terakhir merupakan halaman yang menjelaskan napak tilas perjalanan hidup sang penulis. Itulah referensi buku dari The Ghuroba karya Rizqi Awal Palembani yang diterbitkan oleh Kutlah Media. Bukan ingin memprovokasi teman-teman yang membaca catatan saya, tetapi inilah adanya. Buku yang saya nilai secara objektif, buku yang cocok untuk para pembaca sekalian yang sangat menginginkan menjadi seseorang yang berbeda dimata Allah. Buku ini juga cocok menjadi bahan materi tambahan bagi para pengemban dakwah yang bersiap menjadi Super Ghurobaa. Harga yang tak mahal tidaklah sebanding dengan ilmu yang akan anda dapatkan. Akhirkata saya ucapkan Selamat Datang Wahai Al-Ghurobaa.
Dari: Melyza Fitri PS (Sumsel/Palembang)
FB: Melyza Syarifah Kamila

No comments:

Post a Comment

Popular Posts