Thursday, March 28, 2013

4 Perusak Agama dan Masa Depan



Rusaknya apa yang ada dalam diri kita sering kali tak kita sadari. Kita baru nggeh saat ada indikasi yang kita rasakan. Pada saat itulah waktu sudah begitu terlambat, karena kerusakan sudah berbuah akibat mengerikan. Ternyata, ada 4 hal yang merusak agama termasuk masa depan kita, seperti yang dinasihatkan oleh Syaikh Abdul Qadir Jailaini. 

Pertama, kita tidak mengamalkan apa yang kita ketahui. Sering kita sudah tahu ini dan itu, tapi enggan untuk mengamalkannya. Sering kita ikut seminar, pengajian, training, beli buku, tapi tidak beranjak untuk mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan. Padahal, cerahnya masa depan bukan ditentukan oleh banyaknya ilmu yang dimiliki. Tapi sebanyak apa kita mengamalkan dari ilmu yang sudah kita miliki. Allah Swt mengingatkan, “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (TQS. Ash-Shaaf: 3)


Kedua, kita mengamalkan apa yang kita tidak tahu. Ini juga berbahaya. Mengapa? Karena kita beramal tanpa ilmu. Benar kita beramal, tapi bisa jadi itu malah mengundang kerusakan. Dalam hal keta’atan kepada Allah Swt; bila tidak didasari ilmu, amalan itu justru tertolak tak diterima. Dalam keseharian pun demikian. Bisnis akan berkembang menguntungkan bila dikelola dengan ilmu yang memadai. Pribadi berprestasi pun didapat ketika bekerja disertai ilmu yang mumpuni.

Ketiga, kita tidak mencari tahu apa yang kita tidak tahu. Sudahlah kita tidak tahu, eh kita malah enggan untuk mencari tahu. Ini juga sangat berbahaya. Tipe ini tidak sedikit jadinya sok tahu, sok pintar, padahal ilmunya tak ada. Ia berat langkah tuk mencari ilmu, menambah kapasitas diri, meningkatkan kemampuan yang ada, karena merasa sudah tahu. Akhirnya, ia menjadi sosok-sosok bertambah usia tapi tak ada pertambahan ilmu dan kemampuan.

Keempat, kita menolak orang yang memberi tahu apa yang kita tidak tahu. Berbagai masukan, nasihat, saran dan kritik masuk di telinga kita, tapi tak sampai menggerakkan diri berubah. Seringnya kita menolak, karena pedas dan sakit hati. Padahal, itulah petunjuk. Bila kita menolaknya, kita telah berubah jadi pribadi sombong. Tapi, ketika kita menerimanya, kita telah melangkah menjadi pribadi penuh kemuliaan. Tak peduli siapa yang berbicara, tapi lihatlah apa yang dibicarakan. Jika penuh kebenaran, tak ada alasan bagi kita tuk berkukuh hati melakukan penolakan. Selama kita menolak kebenaran, selama itu pula masa depan kita suram dan tak menyenangkan.

Semoga empat hal di atas menjadi pengingat kita tuk ubah diri menjadi lebih baik. Menjaga agama dan masa depan dari kerusakan, melakukan transformasi diri menjadi pribadi istimewa penuh kemuliaan. Semoga!
(Asep Supriatna)

===============================
Rizqi Awal
adalah Islamic Mindset Inspirator
Program-programnya telah sukses diberikan lebih dari 10.000 orang.
Hubungi: 083820972390 l  PIN BB: 329B88DC
===============================

No comments:

Post a Comment

Popular Posts