Rumah
itu ditempati keluarga Rizal saat belum jadi. Tetapi, karena niat sudah saatnya
pindah dan tidak lagi mengontrak, maka Rumah itu ditempati. Rumah yang
ditempati itu adalah bangunan 2 tingkat. Dari dana keringat mereka sendiri.
Ibunya Rizal, walau pun sebagai wanita karier, ia tidak pernah melupakan dalam
mengurus anak-anaknya. Bahkan, semenjak kecil diajarkan hidup penuh
kesederhanaan. Dilatih sedemikian, agar terbiasa hidup normal, sebagaimana
dirasakan anak-anak kebanyakan. Walaupun telah memiliki mobil dan motor, ibu
dan ayahnya jarang sekali mengantar mereka. Dan mereka pakai angkotan kota
untuk menuju sekolah. Bahkan saat pulang sekolah terkadang jalan kaki 2-3 km
dari sekolah ke rumah dilakukan.
Kalau
waktunya adzan maghrib dan isya, Ibunya Rizal meminta untuk Rizal ke masjid
kompleks. Bahkan ketika jadwalnya mengaji quran, ibu sampai memperhatikan betul
agar Rizal kecil berangkat ke masjid. Rizal menceritakan, dari situlah kenapa
ia suka ke masjid. Tumbuh dan besar dalam lingkungan masjid. Rizal hanya
mengingat pesan orang tuanya untuk jadi anak yang soleh.
Dari
hal-hal itulah, sepertinya Allah sedang menunjukkan kepada Rizal bahwa segala
sesuatu itu akan kembali kepada Allah. Rabbul Izzati. Pada saat krisis moneter
itu, usaha dan bisnis yang dibangun orang tuanya runtuh seketika. Rugi dan
ditipu Milyaran rupiah harus ditanggung. Rumah pun disita orang termasuk apa
pun yang didalamnya.
Namun,
Rizal kecil sudah belajar tentang kesederhanaan, tentang kesabaran dan merintis
kecintaanya kepada Allah SWT. Sehingga ujian itu tidak membuat kesederhanaan
Rizal kecil berubah. Popularitas orang tuanya pun runtuh dan hancur
berkeping-keping. Sekali lagi, Rizal tak berkecil hati. Karena ia tahu, itu
semua milik Allah SWT.
Rizal
kecil pun terpaksa ikut orang tua lari dari kota tersebut. Jauh ke tempat yang
belum pernah ia lalui dan tempati. Ke kota bawang ini, Rizal kecil memulai
sejarahnya kembali. Saya banyak belajar dari dirinya. Rumahnya kembali mengontrak. Dengan barang
yang serba adanya. Seperti sedia kala. Bahkan, sekolahnya yang jauh,
ditempuhnya dengan jalan kaki saat berangkat atau pun pulang. Ya, dia tahu
bahwa semua ini adalah milik Allah SWT.
Rizal
kecil telah memahami benar bagaimana kesusahan hidupnya. Ia tau harus berbuat
apa di tempat yang belum pernah ia dengarkan bahasa jawa sebelumnya. Di
sinilah, rizal, sahabatku itu menjadi siswa teladan sekolah dan sekaligus ketua
PMR Madya sekolah itu. Mendapatkan rangking di kelas.
Ingin
bertemu kembali dengan Rizal sahabatku tersebut. Salam persahabatan untukmu.
============================
Rizqi Awal: Penulis, Entrepeneur, Islamic Activist, dll
Pin BB: 329b88dc e-mail: picteam.training@gmail.com
No comments:
Post a Comment